Jumat, 17 Juni 2016

Tanding Silat

    Kategori tanding pencak silat adalah yang menampilkan 2 ( dua ) orang Pesilat dari sudut yang berbeda . Keduanya saling berhadapan menggunakan unsur pembelaan dan serangan yaitu menangkis / mengelak / mengena / menyerang pada sasaran dan menjatuhkan lawan ; menggunakan taktik dan teknik bertanding, ketahanan stamina dan semangat juang , menggunakan kaidah dengan memanfaatkan kekayaan teknik dan jurus.
    Pertandingan pencak silat dibagi dalam 3 babak, dengan masing-masing babak memiliki waktu 2menit, dan istirahat antara babak 1 menit. Pertandingan pencak silat di pimpin oleh 1 orang wasit dan 5 orang juri. Ketentuan kemenangan jika pertandingan selesai dalam 3 babak dan juri memenangkan salahsatu pesilat dengan jumlah angka yang lebih banyak maka pertandingan dimenangkan dengan menang angka.
    Jika pesilat tidak dapat melanjutkan pertandingan karena menyatakan tidak dapat melanjutkan atau kondisi atlet tidak memungkinkan untuk bertanding maka kemenangan akan diberikan kepada lawan atas dasar menang teknik. Lawan yang terjatuh karena serangan yang sah dan dalam tempo 10 detik tidak dapat bertanding lagi maka kemenangan akan diberikan kepada pemenang atas dasar menang mutlak. Lawan yang mendapat peringatan kedua sampai ketiga maka kemenangan adan diberikan dengan atas dasar menang diskualifikasi.
    Ketentuan hukum untuk pesilat, jika pesilat melakukan pelanggaran ringan maka akan diberikan teguran. Dalam hal teguran ini wasit biasanya akan mengurangi nilai pesilat itu sendiri. Diskualifikasi akan diberikan oleh wasit jika pesilat mendapatkan peringatan ketiga. Seperti melakukan pelanggaran berat mendorong lawan hingga cedera.
    Ketentuan penilaian nilai 1 diberikan kepada pesilat jika pukulan masuk. Nilai 2 jika serangan kaki mengenai sasaran. Nilai 3 jika pesilat mampu menjatuhkan lawan. Nilai 4 jika pesilat berhasil menjatuhkan dan mengunci lawan.
    Pada peraturan pencak silat tidak semua angota badan kita boleh diserang. Bagian tubuh yang tidak dapat di serang yaitu bagian leher, pinggang, dan kemaluan. Sedangkan selebihnya dari situ boleh diserang. Kategori-kategori dalam pertandingan pencak silat yaitu:
1. Kategori dan kelas pertandingan untuk usia dini tanding terdiri atas :
tanding putra / putri :.
a. Kelas A 26 Kg s/d 27 Kg.
b. Kelas B diatas 27 Kg s/d 28 Kg.
c. Kelas C diatas 28 Kg s/d 29 Kg .
d. Kelas D diatas 29 Kg s/d 30 Kg .
e. Kelas E diatas 30 Kg s/d 31 Kg .
f. Kelas F diatas 31 Kg s/d 32 Kg .
g. Kelas G diatas 32 Kg s/d 33 Kg .
2. Kategori dan kelas pertandingan untuk remaja:
tanding putra / putri :
a. Kelas A 39 Kg s/d 42 Kg
b. Kelas B diatas 42 Kg s/d 45 Kg
c. Kelas C diatas 45 Kg s/d 48 Kg
d. Kelas D diatas 48 Kg s/d 51 Kg
e. Kelas E diatas 51 Kg s/d 54 Kg
f. Kelas F diatas 54 Kg s/d 57 Kg
g. Kelas G diatas 57 Kg s/d 60 Kg
h. Kelas H diatas 60 Kg s/d 63 Kg
i. Kelas I diatas 63 Kg s/d 66 Kg
3. Kategori dan kelas pertandingan untuk dewasa :
tanding putra :
a. Kelas A 45 Kg s/d 50 Kg
b. Kelas B diatas 50 Kg s/d 55 Kg
c. Kelas C diatas 55 Kg s/d 60 Kg
e. Kelas D diatas 60 Kg s/d 65 Kg
f. Kelas E diatas 65 Kg s/d 70 Kg
g. Kelas F diatas 70 Kg s/d 75 Kg
h. Kelas G diatas 75 Kg s/d 80 Kg
i. Kelas H diatas 80 Kg s/d 85 Kg
j. Kelas I diatas 85 Kg s/d 90 Kg
k. Kelas J diatas 90 Kg s/d 95 Kg
    Bidang gelanggang berbentuk segi empat bujur sangkar dengan ukuran 10m x 10m. Lingkaran dalam bidang gelanggang dengan garis tengah 8 m. Batas gelanggang dan bidang tanding dibuat dengan garis putih selebar 5 cm ke arah luar. Pada tengah-tengah bidang tanding dibuat lingkaran dengan garis tengah 3 m, lebar garis 5 cm berwarna putih sebagai batas pemisah sesaat akan dimulai pertandingan.
    Sudut pesilat adalah ruang pada sudut bujur sangkar gelanggang yang berhadapan yang dibatasi oleh bidang tanding terdiri atas :
a. Sudut berwarna biru yang berada disebelah ujung kanan meja Ketua Pertandingan
b. Sudut berwarna merah yang berada diarah diagonal sudut biru
c. Sudut berwarna kuning yaitu kedua sudut lainnya sebagai sudut netral.

Pencak Silat Sebagai Sebuah Seni

    Pada mulanya pencak silat lahir karena kebutuhan masyarakat untuk mempertahankan diri, dapat dipahami kalau aspek yang menonjol adalah aspek beladiri. Namun pada kurun waktu tertentu, disebabkan situasi politik pada saat itu (zaman penjajahan Belanda) yang tidak begitu respek terhadap beladiri pencak silat, maka pengembangan pencak silat beralih dari aspek beladiri ke aspek seni. Hal ini merupakan salah satu taktik dari para pendekar pencak silat untuk tetap melestarikan pencak silat. Padahal jika diperhatikan lebih seksama, justru dalam seni pencak silat tersembunyi kaidah beladiri pencak silat.
    Di Jawa Barat, di samping dikenal dengan aspek beladirinya, yang lebih dikenal dengan sebutan buah atau eusi, dikenal pula aspek pencak silat seni yang disebut kembang atau ibing pencak silat, sehingga apabila mendengar kata “pencak” yang terbayang oleh masyarakat Jawa Barat bukanlah suatu sistem pembelaan diri, melainkan suatu seni ibing pencak silat yang diambil dari gerak serangan dan belaan. Berikut adalah contoh pertunjukan seni ibing pencak silat.
    Ada beberapa unsur yang perlu diperhatikan dalam ibing pencak silat. Pertama, unsur kekayaan gerak (wiraga) yaitu kekayaan gerak atau jurus-jurus yang dimiliki oleh seorang pesilat selama belajar di perguruannya, sehingga penampilannya menjadi tidak monoton atau membosankan apabila tampil di atas pentas (terutama dalam pertandingan seni pencak silat), tetapi apabila dalam kaulan (spontanitas) pada acara hajatan unsur kekayaan geraknya tidak begitu diperhatikan pesilat yang penting pesilat mampu memperagakan gerakannya dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah pencak silat karena tidak terikat oleh sistem penilaian dari juri seperti dalam pelaksanaan pertandingan pencak silat seni.
    Kedua, unsur irama (wirahma) atau musik, unsur inilah yang membedakan aspek seni dengan aspek yang lain dalam pencak silat. Gendang Pencak adalah merupakan sejenis alat musik tradisional yang biasa dipakai mengiringi pesilat yang tampil di atas panggung atau pentas dan alat tradisional ini sering digunakan dalam pertandingan pencak silat seni dan acara khitanan atau acara kesenian daerah lainnya, daerah – daerah yang masih mempergunakan peralatan tradisional ini di antaranya, daerah Bogor, Sukabumi, Bandung, Cianjur, Garut, dan banyak lagi daerah lainnya di Jawa Barat.
    Seperangkat peralatan pengiring seni pencak silat atau lebih dikenal dengan nama kendang pencak silat adalah:
1.Gendang induk, gendang anak, dan     kulanter
2.Terompet
3.Goong (Gong)
    Gendang pencak dimainkan oleh 4 (empat) orang penabuh (nayaga/wiyaga). Mereka mempunyai tugas masing-masing dalam pelaksanaannya sehingga gendang pencak silat mempunyai nilai seni kedaerahan yang khas dan selain itu mempunyai nilai keindahan, etika, dan estetika. Adanya keserasian dari irama gendang, terompet, dan gong yang mengeluarkan bunyi tersendiri membuat orang yang mendengarnya menjadi kagum.

Sekilas Sejarah Pencak Silat Keluarga Besar Padjadjaran Cimande

sejarah cimande
          Silat Cimande adalah salah satu aliran pencak silat tertua yang telah melahirkan berbagai perguruan silat di Indonesia bahkan di luar negeri. Banyak versi yang menjelaskan tentang berdirinya pencak silat ini, semua komunitas Maenpo Cimande sepakat tentang siapa penemu Maenpo Cimande, semua mengarah kepada Abah Khaer (penulisan ada yang: Kaher, Kahir, Kair, Kaer dan sebagainya. Abah dalam bahasa Indonesia berarti Eyang, atau dalam Bahasa Inggris Great Grandfather). Tetapi yang sering diperdebatkan adalah dari mana Abah Khaer itu berasal dan darimana dia belajar Maenpo. Menurut Bapak Rifai (Guru Pencak Silat Cimande Panca Sakti di Jakarta pada tahun 1993).
         Sementara menurut versi Keluarga Besar Padjadjaran Cimande pencak silat cimande diciptakan oleh para Alim Ulama yg memiliki ilmu lahir batin dari hasil Istiqoroh. Diciptakan oleh para Alim Ulama pada tahun 1835 Yaitu : Embah Choer, Ayah Ursi, Eyang Atje, Ayah Otjod ( Embah H. Abdullah Somad ) yang meninggal pada saat jadi Haji, yang makamnya terletak di tarikolot Cimande Kab. Bogor.
         Kemudian di kembangkan di pelosok tanah jawa oleh Embah Khoer / Embah Khair pada tahun 1835 dan beliau mempunyai murid utama bernama Embah Dato yang istilah Dato. Cimande sendiri adalah nama kali yang selalu dipergunakan untuk mandi dan wudhu oleh para santri-santri diwaktu siang dan malam sehingga disebut Cimande . Asal kata dari : cai iman anu hade. Di sanalah daerah pesantren banyak para kiayi dan ulama-ulama mengajarkan ilmu beladiri Pencak Silat kepada santri-santrinya. Terletak daerah 20 km dari Kota Bogor, Tari Kolot Cimande, terletak di Desa Lembah Duhur, Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor.
         Seiring berjalannya waktu maka bermunculan organisasi-organisasi perguruan pencak silat yang beraliran Cimande salah satu diantaranya adalah Keluarga Besar Padjadjaran Cimande (KBPC). Berdiri pada tanggal 23 Februari 1962 oleh Guru Besar Bapak Kibagus Mochammad Djamhari. Alamat sekretariat Komp. Bojong Depok Baru, Desa Sukahati Cibinong. Berikut adalah foto Almarhum Guru Besar Kibagus Mochammad Djamhari dan logo kebesaran Keluarga Besar Padjajaran Cimande ( KBPC).
         Kibagus Mochammad Djamhari dilahir di Pandeglang Banten tanggal 08 Agustus 1937. Beliau belajar di cimande dari tahun 1951 – 1957 dengan guru :
1. Abah Sidik bin Enos (alm)
2. Abah Boim (alm)
3. Abah Ayub bin H. Abdul Rasyid (alm)
4. Abah Obay (alm)
5. Abah H. Gaos bin H. Idris (alm)
6. Abah H. Lukman bin H. Idris (alm)
7. Abah H. Komar (alm)
8. Abah H. Acih Zarkasih (alm)
9. Abah H. Holili bin Abah Sidik
         Pada tahun 1962 sampai 1970 beliau mendirikan perguruan pencak silat yang bernama Pusaka Cimande yang artinya Putra Sakabeh Karuhun dan waktu itu sudah mempunyai 20 cabang. Pada tahun 1970 mengganti namanya menjadi          Keluarga Besar Padjadjaran Cimande dibawah pimpinan ketua umumnya : Kolonel Djalil Hanafiah (Danrem Suryakencana 861 sampai dengan tahun 1980. Pada tahun 1980 sampai dengan 1988 ketua umum KBPC dipegang oleh Mayor Invantri H.M Idrur (Alm). Pada tahun 1988 ketua umumnya dipegang oleh Brigjen Otjoe Sapri (Alm) sampai dengan sekarang jumlah cabang KBPC lebih kurang 60 cabang tersebar diseluruh Indonesia dan luar negeri. Untuk Cabang yang berada di luar negeri, yaitu :
1. Singapura, 2 Cabang Yaitu : Yussen & Enos Street
2. Amerika, di Housten / Ohaiyo (Sarah Robertsen) dan Texas (Ali Naga Pracona)
3. Filipina
4. Belanda 5 Cabang : 1. Amsterdam 2. Horen 3. Ultrech 4. Hanglo 5. Groneghen
5. Malaysia
6. Brunei Darussalam
7. Bahrain
         Adapun jurus pencak silat cimande antara lain yaitu : tonjok ambreug, tonjok sabeulah, kelid, selup, timpah sabeulah, timpah duabeulah, serong timpah, besotan, teke tampah, teke pulirit, pencitan tawekan, kebutan, guaran, kebut guar, timpah luar jero, bendungan, serongan, serong panggul, serong peupeuh tepak, kelid sabeulah, kelid tonjok tepak, kelid tonjok kebut, selup timpah, kebut, selup tonjok tepak, singgulan, timpah bohong, singgul peupeuh kebut, eluk paku tepak, peupeuh dua kali kebut guar, dugdegan, pakalah kelid, pakalah gede.